RSS

MAKALAH Teknologi Informasi Kebidanan

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN KANKER SERVIKS PADA WANITA USIA PRODUKTIF

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Teknologi Informasi dalam Kebidanan
yang dibina oleh Bapak Nurudin Santoso, ST., MT.






Oleh
Sinta Imra’atul Umami
NIM : 1302100088



POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D-III KEBIDANAN MALANG
April 2014






BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Diperkirakan,  setiap satu jam seorang wanita di Indonesia meninggal dunia karena kanker serviks. Tingginya angka kematian kaum wanita akibat kanker serviks mempunyai persentase yang cukup memprihatinkan yaitu sekitar 99,7 persen. Kanker serviks disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang kanker serviks, terutama dalam mengenali gejala-gejalanya. Sehingga, sering kali pasien datang berobat dalam kondisi sudah parah.
Kanker leher rahim atau yang disebut juga sebagai kanker serviks merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh HPV atau Human Papilloma Virus onkogenik. Kanker serviks adalah salah satu penyakit yang paling banyak terjadi pada kaum wanita. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi virus HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seksual yang paling umum di dunia. Kanker serviks bisa menyerang dengan pendarahan pada vagina, tetapi gejala kanker serviks tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh. (Tilong Adi D, 2012:12)
Menurut Depkes RI (1993) wanita usia produktif merupakan wanita
yang berusia 15-49 tahun dan wanita pada usia ini masih berpotensi untuk
mempunyai keturunan. Sedangkan menurut (BKKBN, 2001), wanita usia
subur (wanita usia produktif) adalah wanita yang berumur 18-49 tahun yang
berstatus belum kawin, kawin ataupun janda.
Oleh karena itulah, mengetahui cara pencegahan dan pengobatan kanker serviks sejak dini adalah suatu hal yang sangat perlu untuk mengantisipasi, bahkan mungkin wajib bagi wanita yang sudah terserang penyakit mematikan ini. Sehingga dengan mengetahui upaya pencegahan dan pengobatan kanker serviks, maka kita bisa mengurangi persentase pada wanita khususnya usia produktif yang mengidap penyakit kanker serviks.

1.2 Rumusan Masalah

Secara umum masalah dalam makalah ini adalah bagaimanakah upaya pencegahan dan pengobatan kanker serviks pada wanita usia produktif. Secara khusus masalah penelitian ditanyakan dalam dua pertanyaan berikut ini.
1.2.1        Bagaimanakah upaya pencegahan kanker serviks pada wanita usia produktif?
1.2.2        Bagaimanakah upaya pengobatan kanker serviks pada wanita usia produktif?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang:
1.3.1        Upaya pencegahan kanker serviks pada wanita usia produktif,
1.3.2        Upaya pengobatan kanker serviks pada wanita usia produktif.



BAB II

BAHASAN


2.1 Upaya Pencegahan Kanker Serviks pada Wanita Usia Produktif

            Mencegah lebih baik daripada mengobati. Walaupun kanker serviks menakutkan, namun kita bisa mencegahnya. Kita bisa melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV, dan akhirnya menderita kanker serviks.
2.1.1        Cara Agar Terhindar dari HPV dan Kanker Serviks
1) Melakukan Tes Papsmear Secara Teratur
Melakukan tes papsmear secara teratur akan membantu Anda mengetahui risiko terkena kanker serviks. Selain itu, dengan melakukan papsmear secara teratur, ketika kanker serviks muncul akan segera diketahui dan ditangani, sehingga tingkat keselamatan masih cukup tinggi.
2) Vaksin HPV
Melakukan vaksin HPV untuk mencegah infeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks juga baik dilakukan. Vaksin HPV diketahui sebagai cara paling efektif untuk mencegah kanker serviks. Namun melakukan vaksin saja tak cukup, Anda juga harus menjaga kesehatan diri sendiri.
3)   Tidak Berganti-ganti Pasangan
Salah satu faktor penyebab munculnya kanker serviks adalah melalui infeksi HPV yang ditularkan saat berhubungan seksual. Risiko ini semakin tinggi ketika seseorang sering berganti-ganti pasangan. Terutama mereka yang tak mengetahui ketika pasangan memiliki virus HPV. Untuk itu, setialah pada satu orang dan jangan lakukan hubungan seksual dengan orang lain, selain pasangan Anda.
4)  Tak Terlalu Aktif secara Seksual di Usia Muda
Ada baiknya wanita menunggu untuk melakukan hubungan seksual dan aktif secara seksual. Penelitian mengungkap bahwa wanita yang telah aktif secara seksual di usia yang terlalu muda memiliki risiko terkena kanker serviks yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang menunggu untuk aktif secara seksual di usia yang lebih tua.
5)  Gaya Hidup Sehat
Melakukan gaya hidup sehat seperti tidak merokok, rajin olahraga, dan mengonsumsi makanan-makanan bernutrisi juga penting untuk mencegah kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa perokok wanita memiliki risiko dua kali lebih besar untuk terkena kanker serviks.
2.1.2        Cegah Kanker Serviks dengan Vagina Toilet
            Vagina toilet adalah cara mencuci vagina secara mandiri atau dikerjakan sendiri. Metode ini juga diberi istilah "Valeri Ananto" atau vagina toilet sendiri. Ananto diimbuhkan pada istilah karena Dr. Ananto Sudohutomo lah sang penemu metode ini. Saat ini, Valeri Ananto diyakini sebagai salah satu andalan utama dalam membantu upaya pencegahan kanker serviks pada wanita dan selanjutnya diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian wanita akibat kanker serviks. Inti kegiatan ini adalah membersihkan vagina hingga ke liangnya serta serviks dan sekitarnya. Vagina yang bersih tentu akan meningkatkan kesehatan reproduksi sehingga akan mencegah risiko infeksi yang bisa menimbulkan kanker serviks. Walaupun seorang wanita dalam kesehariannya telah mampu melakukan vagina toilet sendiri, sebaiknya setahun sekali tetap melakukan vagina toilet ke dokter terlatih untuk memastikan kebersihannya sekaligus melakukan pemeriksaan pap-smear.
2.1.3        Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi
Mungkin banyak yang tak mengetahui bahwa vaksinasi tidak hanya dibutuhkan pada masa kanak-kanak saja, karena ada beberapa vaksin yang dibutuhkan remaja atau usia menginjak dewasa.  Salah satunya adalah penemuan vaksinasi kanker serviks. Berbeda dengan vaksin pada anak-anak yang berfungsi sebagai imunitas, vaksin bagi orang dewasa adalah untuk menemukan dan menghambat perkembangan sel abnormal yang merupakan cikal bakal timbulnya kanker yang mematikan.
Waktu yang tepat untuk memberikan vaksin ini adalah pada usia remaja atau usia yang belum terjadinya kontak seksual. Menurut penelitian, saat pertama kali berhubungan seksual hingga berusia 20 atau 24 tahun adalah masa di mana wanita sangat rentan terkena infeksi yang merupakan penyebab dari kanker serviks. Meskipun demikian, tidak ada batasan bagi orang yang ingin melakukan vaksinasi di atas usia 10 tahun, selama ia belum mengidap penyakit tersebut. Karena pemberian vaksin pada tubuh yang telah terserang HPV akan kurang efektif. Oleh karena itu, bagi wanita yang aktif secara seksual, dianjurkan terlebih dahulu untuk melakukan screening sebelum diberikan vaksin. Screening digunakan untuk mendeteksi sel abnormal penyebab kanker serviks.
Adapun vaksin pencegah kanker serviks terdiri dari dua macam yakni vaksin Gardasil dan Cervarix yang dapat mencegah dari serangan virus HPV tipe 16 dan 18. Tingkat keberhasilan pencegahan kanker serviks menggunakana vaksin ini adalah 80 hingga 95 persen. Kedua vaksin ini bertugas untuk melatih kekebalan tubuh dengan mengenali sel asing kemudian menyerangnya. Selain mencegah HPV tipe 16 dan 18, vaksin ini juga efektif menghambat HPV tipe lainnya. Vaksinasi kanker serviks dilakukan tiga kali dan dalam rentan waktu tertentu. Jarak dari vaksin pertama ke vaksin kedua adalah satu bulan. Sedangkan jarak dari vaksin kedua adalah lima bulan. Namun, penyuntikan vaksin ini dilarang bagi wanita yang sedang mengandung. 
2.1.4        Cegah Kanker Serviks dengan Diet
Selain langkah-langkah pencegahan diatas, kita juga bisa melakukan pencegahan dengan cara diet. Tidak bisa disangkal bahwa beberapa pola makan yang kurang sehat bisa memicu terjadinya kanker serviks. Sebagai contoh, konsumsi makanan berlemak dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Untuk itu, adalah suatu hal yang tepat jika kita melakukan diet untuk mencegah terjadinya kanker serviks.

2.2 Upaya Pengobatan Kanker Serviks pada Wanita Usia Produktif

Untuk dapat mengetahui bagaimana upaya mengobati kanker serviks, tentunya kita perlu tahu gejala-gejala yang timbul, dan penyebab terjadinya kanker serviks. Namun, kanker serviks pada awalnya tidak memiliki gejala awal yang khas perlu dilakukan pemeriksaan penunjang demi penegakan diagnosis. Gejala yang mungkin terjadi dapat mencakup: a) pendarahan rahim yang abnormal, b) siklus menstruasi yang abnormal, c) pendarahan diantara dua siklus menstruasi (pada wanita yang masig mengalami menstruasi), d) pendarahan vagina atau spotting pada wanita setelah masa menopause, e) pendarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun), f) nyeri perut bagian bawah atau keram panggul, g) keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca-menopause), h) nyeri atau sulit untuk berkemih, i) nyeri saat melakukan hubungan seksual, j) kotoran vagina yang meningkat, k) nyeri pada pelvis.
Banyak hal yang menyebabkan kanker serviks, meskipun banyak kalangan yang mengatakan bahwa penyebab kanker serviks belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan penelitian terbaru, HPV (Human papilloma virus) menjadi faktor risiko utama. HPV adalah virus umum yang menular melalui hubungan seksual. Ada berbagai jenis HPV, beberapa strain menyebabkan sebagai kanker serviks (strain lainnya dapat menyebabkan kutil kelamin, sementara yang lain tidak menyebabkan masalah sama sekali). HPV merupakan virus DNA family Papovaviridae. DNA virus terdiri atas double strand dan sirkular dengan 5 sampai 8 gen dan virus HPV tidak terselubung. Virus HPV mampu menginfeksi sel pipih epitel dan menyebabkan keadaan hyperplasia dari sel pipih epitel. Ketika terdapat virus HPV pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus HPV akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim seseorang.
Cara penularan HPV yang lainnya ialah melalui kloset pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus HPV. Seorang penderita kanker serviks mungkin menggunakan kloset sehingga virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke kloset. Bila seseorang menggunakan kloset tanpa membersihkannya, bisa saja virus HPV selanjutnya berpindah ke daerah genital kita.
2.2.1 Pengobatan Medis
Untuk mengatasi virus HPV adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfeksi dengan pembedahan listrik, laser, ataupun cryosurgery (membuang jaringan abnormal dengan pembekuan). Apabila kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, maka akan dilakukan kemoterapi. Pada beberapa kasus yang parah, mungkin juga dilakukan histerektomi, yaitu operasi pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya adalah untuk membuang sel-sel kanker serviks yang sudah berkembang pada tubuh.
Menurut Yohanes Riono, pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi sedini mungkin, maka tindakan pengobatan terhadap kanker serviks pun bisa dilakukan sedini mungkin. Dengan begitu, perlu dijelaskan kembali bahwa jika perubahan awal telah diketahui, maka pengobatan umum yang diberikan adalah dengan cara-cara sebagai berikut.
1)      Pemanasan, diathermy, atau dengan sinar laser,
2)      Cone biopsy, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan yang dapat dilakukan oleh dokter ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap prakanker, dan kanker serviks telah dapat diidentifikasi, maka beberapa hal yang dapat dilakukan untuk penyembuhan adalah sebagai berikut.
1)      Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya,
2)      Radioterapi, yakni dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan, baik secara internal maupun eksternal.
2.1.5        Pengobatan dengan Obat Tradisional
Di sekitar kita, banyak sekali tanaman atau obat-obatan yang bisa dikonsumsi untuk mencegah kanker. Untuk itu, dalam hal ini terdapat beberapa tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan yang mempunyai khasiat memberikan kesembuhan atau pun pencegahan terhadap kanker serviks. Beberapa di antara tanaman atau buah-buahan ini mudah didapatkan, sebagian yang lain sangat susah diperoleh karena hanya ada di daerah tertentu. Tanaman serta buah-buahan berikut antara lain: a) kunyit putih (Curcuma zedoaria), b) sarang semut (Myrmecodia pendans), c) sari buah merah (Pandanus conoideus lam), d) mengkudu (Morinda citrifolia), e) keladi tikus (Typhonium flagelliforme), f) daun dewa (Gynura divaricata), g) ceremai (Phyllanthus acidus), h) temulawak (Curcuma xanthorrbiza roxb), i) Benalu, j) Tapak dara, k) mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), l) bawang putih (Allium sativum), m) papaya.



BAB III

PENUTUP


3.1 Simpulan

              Berdasarkan pembahasan makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya pencegahan kanker serviks pada wanita usia produktif dapat dilihat dari empat aspek yaitu, cara agar terhindar dari HPV dan kanker serviks, cegah kanker serviks dengan vagina toilet, cegah kanker serviks dengan vaksinasi, serta cegah kanker serviks dengan diet. Sebelum mengobati orang yang telah mengidap penyakit kanker serviks, sebaiknya kita mengetahui gejala-gejala yang timbuk antara lain, pendarahan rahim yang abnormal, siklus menstruasi yang abnormal, pendarahan diantara dua siklus menstruasi, pendarahan vagina atau spotting pada wanita setelah masa menopause, pendarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun), nyeri perut bagian bawah atau keram panggul, keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca-menopause), nyeri atau sulit untuk berkemih, nyeri saat melakukan hubungan seksual, kotoran vagina yang meningkat, dan nyeri pada pelvis. Penyebab utama terjadinya kanker serviks adalah virus HPV (Human papilloma virus).
 Sedangkan upaya pengobatan kanker serviks pada wanita usia produktif  bisa dengan pengobatan medis yang mencakup pemanasan, diathermy, sinar laser, Cone biopsy, operasi serta radioterapi. Pengobatan tradisional juga merupakan alternatif untuk pengobatan kanker serviks, seperti pada tanaman dan buah-buahan yang sudah diteliti khasiatnya.

3.2 Saran-Saran

            Berdasarkan dua simpulan tersebut disarankan kepada wanita usia produktif agar:
1)      mengetahui dan menerapkan pencegahan kanker serviks bagi wanita usia produktif,
2)      mengetahui dan menerapkan pengobatan kanker serviks bagi wanita usia produktif.



DAFTAR RUJUKAN
Tilong, Adi D. 2012. Bebas dari Ancaman Kanker Serviks. Jakarta: Flashbooks.

Bekicot Raksasa Serbu Miami


REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bekicot berukuran raksasa yang berlendir asal Afrika menyerbu kota Miami, sehingga pemerintah Amerika Serikat, Selasa, mengatakan pestisida adalah cara terbaik untuk memusnahkan hama yang semakin banyak itu.


Ribuan bekicot Afrika dengan tinggi 10-20 cm dikumpulkan di Coral Gables, sebuah kota kecil di wilayah Miami-Dade, sejak populasi hama itu pertama kali diketahui pada September lalu, kata Kementerian Pertanian AS.
Pejabat setempat masih belum mengetahui bagaimana atau kapan bekicot eksotis itu bisa sampai ke selatan Florida, namun mereka akan segera mengambil tindakan dengan segera dengan menggunakan sejenis pestisida khusus untuk moluska (molluscicide iron phosphate) untuk menghambat perkembangbiakan makhluk berkelamin ganda itu.

Susu Sapi Bisa Picu Buah Hati Alergi


Liputan6.com, Jakarta: Para ibu, pasti akan lebih senang bila memberikan sang buah hati ASI eksklusif di awal pertumbuhan. Namun dengan alasan tertentu, ada beberapa kaum Ibu yang enggan memberikan susu terbaiknya. Dan sebagai gantinya, mereka memilih susu instan berlabel sapi yang beredar di pasaran.

Padahal menurut penelitian, bayi yang dalam perkembangannya diberikan susu sapi, akan lebih riskan terkena alergi. Hal ini terjadi karena Imunoglobulin (IgE) dalam protein susu sapi, tak tercerna baik dalam tubuh bayi. Karena dianggap sebagai benda asing. Akibatnya dapat menimbulkan gangguan berupa gejala reaksi alergi, terlebih bila kondisi bayi lemah.

Bom Menjadi Pupuk Penyubur

REPUBLIKA.CO.ID,SEVASTOPOL--Ilmuwan asal Ukraina telah mengembangkan teknologi pemusnah bahan peledak yang unik menggunakan bakteri, kata peneliti pada Kamis.
Bakteri tersebut memerlukan 15 hingga 115 hari untuk "mengubah" bahan peledak menjadi pupuk penyubur, kata peneliti yang bekerja sama dengan Laboratorium Biokimia di Institut Tenaga Nuklir Sevastopol, Gennady Baranov.
"Teknologi itu terdiri dari susunan organik yang "memakan" peledak dan bahan kimia sehingga menghasilkan pupuk penyubur asli," kata Baranov.
"Kita bisa memusnahkan amunisi dari Perang Besar (Perang Dunia Kedua) secara efektif di lapangan dengan menaburkan campuran tersebut kepada peluru artileri kemudian bakteri tersebut langsung memakan bahan peledak dan meninggalkan kandungan logam sehingga dapat didaur ulang," tambah peneliti. 
Teknologi tersebut telah dipatenkan namun komposisinya dirahasiakan, ujar Baranov.